Rabu, 11 April 2012

Cerita tentang ibu

Kisah ini terungkap dari hati terdalam,
Sosokmu begitu luar biasa dimataku. Seorang wanita kuat yang merupakan istri dari seorang laki-laki hebat dan dikaruniai 4 orang anak luar biasa yang insyallah dapat menjadi kebanggaan kalian. Tak cukup jika hanya menjadi seorang istri dan ibu, bagimu masih banyak kekuatan untuk melakoni banyak peran. Menjadi wanita karir juga merupakan pilihanmu, dengan bakat berdagang, kau pun menyalurkan hobimu dengan berjualan.
Saat adzan berkumandang kau terbangun dari lelapnya tidur malam, melakukan ibadah, lalu bergegas kau menuju dapur, mengambil sebuah panci kecil untuk merebus air panas yang akan digunakan untuk membuat kopi, teh, dan susu orang-orang seisi rumah, juga untuk mengisi sebuah termos berukuran sedang yang diletakkan di atas meja makan.
Setelah minuman hangat tersedia, dengan sigap kau menuju magicom untuk memasak nasi. Tak lama kemudian kau kembali ke dapur dan menyiapkan sarapan pagi untuk kami. Jam menunjukkan pukul 06.00, minuman hangat, nasi, serta lauk pauk sudah terhidang di meja makan. Bukan hanya untuk sarapan, kau siapkan beberapa lauk juga untuk makan siang anak-anakmu di rumah.
Saat semua sudah selesai, kau bergegas menuju kamar mandi dan bersiap-siap untuk berangkat kerja. Sambil memakai kerudung biasanya kau bangunkan anak-anakmu yang masih tertidur pulas. Sebelum berangkat kerja kau tak henti-hentinya mengingatkan kami untuk melakukan tugas-tugas yang belum sempat kau lakukan.
"Dita, jangan lupa cuci piring ya, kalo sempet bilasin pakaian dulu, kalo engga keburu yaudah berangkat kuliah aja", "Hani, jangan lupa nyapu ngepel, sampah ditong dibuang ya, sapuin halaman depan juga", "Dede Alif, jangan lupa isiin botol untuk taro di kulkas", "Ini baju ngaji alif, ini baju sekolahnya, ini ongkos mba dita, ini ongkos mba hani, ini ongkos dede alif, tokonya jangan lupa dibuka ya, air kamar mandi kalo udah penuh dimatiin, lampu-lampu yang tidak terpakai juga dimatiin, kordennya dibuka-bukain, kalo ada yang nanya baju di toko tolong dilayanin, udah tau harganya kan? nanti jangan pada telat, ini ada makanan, bla bla bla bla bla.."
Begitulah kurang lebih ucapanmu setiap pagi, sesaat sebelum kau berangkat kerja. Semua hal kau persiapkan, semua hal kau absen lagi secara detail, bahkan kami pun hapal dengan semua ucapanmu. Kau tak pernah bosan mengingatkan banyak hal. Meski kau bekerja, tak pernah sedikit pun kami kehilangan sosok seorang ibu, setiap saat kau tanya kabar kami, setiap saat kau pantau kami, tak lupa juga dengan adik laki-laki ku yang tinggal berjauhan. Karena jarak sekolah yang cukup jauh dan tanggung jawab belajar 2 kali lipat, maka adik laki-laki ku memutuskan untuk kost di dekat sekolahnya. Adik ku kini duduk dibangku kelas 3 dengan program akselerasi.
Menjelang pukul 07.00 kau mulai sibuk mencari sepatu dan segera berangkat kerja, kau akan kembali sampai di rumah pada pukul 16.00, sebelum adik bungsuku pulang dari sekolahnya, kau usahakan untuk tiba lebih dulu di rumah. Jika orang pada umumnya beristirahat, tapi hal ini tidak berlaku bagimu. Sesampainya di rumah, kau periksa tempat nasi dan meja makan, dengan cepat kau buat hidangan untuk makan malam. Jika anak-anakmu masih bersekolah, maka semua pekerjaan rumah menjadi tanggung jawabmu.
Saat malam menjelang, kau periksa pekerjaan rumah anak-anakmu, kau sempatkan waktu untuk berbincang dengan mereka, dan jika aku belum tiba di rumah, kau tak segan untuk menelponku berulang-ulang kali, sampai kau melihat sosokku tiba di rumah. Seusai belajar, kau temani anak-anakmu menonton televisi, sambil bercengkrama dengan mereka. Hingga malam mulai larut, kau temani tidur anak-anakmu, tak jarang kau mengusap kepala kami sambil berucap segala hal yang membangkitkan semangat kami. Saat kami mulai terlelap, baru kau beranjak untuk beristirahat. Dan kegiatan yang sama akan berulang dihari-hari selanjutnya.
Setiap Jum'at malam, adik laki-laki ku pulang ke rumah, semua kau persiapkan untuk menyambutnya. Sesampainya di rumah, kau banyak bertanya tentang keadaannya, hingga malam menjelang kau masih terjaga untuk melepas rindu dengan anak ke 2 mu. Hari sabtu seharusnya menjadi hari libur bagimu, tapi seolah tak ada kata libur, kau pun sibuk mencuci semua perabot diakhir pekan. Juga membantu mencuci pakaian kotor yang dibawa anakmu. Seharian penuh kau berkutat di dapur, seakan-akan kau tak ingin berhenti menjamu anakmu yang pulang. Semua makanan kesukaannya selalu tersaji diakhir pekan. Dan tentunya ini menjadi makan besar untuk kami semua, lidah kami dimanjakan dengan banyak makanan yang lezat. Tak ada bedanya dengan hari minggu, saat semua anggota keluarga benar-benar berkumpul, kau tunjukkan keceriaanmu, seolah tanpa beban dan tanpa rasa lelah. Jika barang dagangan  mulai habis, saat minggu tiba kau pun akan dengan segera berbelanja untuk mengisi toko yang ada di depan rumahmu.
Hampir semua hal dapat kau lakukan, kau mahir mendesign pakaian, tak hanya sebatas itu, kau juga mahir dalam menjahitnya. Aku ingat betul, saat ku kecil kau sering buatkan pakaian untukku. Suaramu juga merdu, kau juga tak pernah gugup untuk berbicara di depan umum, sehingga banyak yang mempercayaimu untuk memandu acara, kau juga paham betul akan kebutuhan gizi anggota keluargamu, kau perhatikan setiap asupan kami, kau hitung kadar protein, karbohidrat, vitamin, juga mineral. Pendidikanmu juga tinggi. Meski terkadang kau nampak menyeramkan saat kami melakukan kesalahan, tapi kami sadari dengan sepenuh hati, jika kau IBU terbaik yang pernah ada.
Kau cintai kami dengan tulus, kau rawat kami dengan keikhlasan, kau sentuh kami dengan lembut saat kami melemah, kau akan berubah menjadi amat tegas jika kami mulai berlaku tak sesuai dengan yang kau harapkan. Entah apalagi yang harus ku ucapkan selain kata bersyukur karena Allah hadirkan sosok wanita luar biasa ditengah-tengah keluargaku.

Wanita hebat itu kini terbaring di rumah sakit, hancur hatiku saat melihatnya melemah.
Ya Allah, dengan segenap kerendahan hati, hamba mohon, angkatlah segala hal yang menyakitkan dari ibu hamba. Berikan kesehatan dengan segera, beri kelancaran dalam operasinya, kuatkan ia, dan hadirkan ia ditengah-tengah kami lagi ya Allah. Hamba merindukan senyumnya.
Wahai Tuhanku yang Maha Sempurna, kabulkanlah doaku. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar